Friday 25 June 2010

Massage Pancawarna. 5 vs 1

Keinginan mencari pengalaman seksual yang baru itu lah yang menyebabkan saya menerima tawaran bisnis rekanan saya untuk sebuah proyek perhotelan di Bali. Saya ingin mengeksplorasi pulau yang terkenal akan keindahan alamnya dan keindahan malamnya. Hari pertama di Bali saya habiskan dengan meeting untuk mendiskusikan proyek kami di Bali. Ternyata reputasi saya sebagai penggila seks sudah terkenal di kalangan rekanan bisnis saya. Tak heran di penghujung rapat kami, salah seorang dari mereka memberikan saya satu kartu nama. "Pak Yohan, saya mendengar bahwa anda merupakan pecinta keindahan." ujar Tandi, calon manajer personalia dari hotel yang akan kami rintis tersebut. Kurang mengerti, saya pun bertanya. "Maksud bapak?" "Banyak orang mengatakan bahwa karya terindah yang pernah diciptakan adalah wanita", balasnya. "Saya dengar anda sudah paham semua sudut di ibukota, bukan? Ingin mencoba bertualang di Bali? Saya kenal beberapa teman dan saya jamin petualangan terliar anda akan anda alami di Bali" lanjut Tandi sambil memberikan saya sebuah kartu nama. "Selamat menikmati, Pak Yohan", sambungnya sambil berlalu dari hadapan saya. "Massage Pancawarna. Jln Kuta Arjo No. 45 Kuta", begitu yang tertulis di kartu nama tersebut. Menarik, pikir saya. Saya pun tidak membuang2 lebih banyak waktu dan segera menuju alamat tersebut. Taksi yang saya kendarai berhenti di depan sebuah rumah toko berlantai 2 bercat putih dan sedikit memantulkan sinar lampu di tengah keremangan malam yang sunyi. Toko itu bernama "Toko Pancawarna". Memasuki teras toko tersebut seorang gadis penjaga toko bertanya. "Ada yang bisa saya bantu pak?", tanyanya. Bingung hendak menjawab apa, saya menyerahkan kartu nama tersebut dan bertanya, "Benar, ini Massage Pancawarna?". Sedikit terkejut, gadis itu memanggil seorang ibu2 dengan riasan yang berlebihan. "Selamat malam, bapak. Temannya pak Tandi, ya? Panggil saja saya Mami, silahkan masuk pak." Saya pun masuk mengikuti mami ke dalam rumah. Keadaan di dalam rumah benar2 berbeda dengan di luarnya. Penerangan remang2 di rumah bercat merah muda dengan keharuman yang memabukkan. "Panggilkan Nadia, Aisyah, Yumiko, Novana dan Stella", suruh sang Mami kepada gadis pelayan tersebut. "Anda sedang beruntung Pak Yohan, kelima primadona kami sedang kosong malam ini" Kelima wanita yang dipanggil sang Mami tersebut menampakkan diri mereka dan memperkenalkan diri mereka satu per satu. Nadia adalah seorang wanita berwajah oriental dengan bibir yang penuh, kulit yang putih mulus dan rambut sebahu. Putingnya seakan mengintip dari kaos ketat putih yang dikenakannya. "36B" nilaiku berdasarkan pengalamanku malang melintang di dunia "perlendiran". Aisyah agak pemalu walaupun payudaranya yang tersimpan di dalam BH cup F tidak malu-malu. Wajahnya ayu dan tingkah lakunya tidak mencerminkan profesi yang sedang digelutinya saat ini. Pantas dia menjadi salah satu primadona tempat ini. Yumiko mengingatkanku pada Azumi Kawashima, salah satu bintang JAV (Japanese Adult Video) yang filmnya sering kutonton sambil bermasturbasi. Putih dan montok. Sangat montok. Novana agak misterius, sulit untuk menentukan asalnya. Tapi asalnya tidak penting. Yang lebih penting adalah kulitnya yang cokelat terbakar matahari, wajahnya yang nakal dan payudaranya yang mengintip dari kameja yang hanya dikancing sekenanya itu. Stella adalah cewek bule berambut pirang dan wajahnya sedikit berbintik yang malah menambah sensualitasnya. Dengan payudara yang tergolong besar untuk ukuran wanita kaukasian, kesan pelacur susah untuk tidak dikait2 kan dengannya.
<@NoVeLiN> Setelah berkenalan, aku pun segera disergap oleh mereka dan mataku ditutup dengan kain. Aku tahu bahwa mereka melakukan ini agar masing2 turn on dengan maksimal agar mereka semakin bersemangat untuk melayani aku. Merasa puas ber"lesbian"ria, mereka membuka borgolku dan membiarkanku menuntaskan fantasiku yang sudah kususun sewaktu mengamati mereka tadi. Aku memposisikan diri di tengah ranjang dan menyuruh Nadia, Stella dan Novana mengambil posisi membungkuk ala doggy style. Aku bergantian memasukkan penisku di liang mereka sebanyak yang aku anggap adil sementara sekujur tubuhku basah dijilati oleh Yumiko dan Aisyah. Merasa puas ber"doggy style", kami berubah posisi. Kali ini vagina Yumiko yang mendapat bagian sementara Yumiko dan Novana berciuman dan mulutku sendiri dipenuhi lidah Stella. Tangan kiriku meremas2 payudara Nadia dan tangan kananku menggesek klitoris Aisyah. Sudah selesai mengeksporasi semua bagian dari wanita2 tersebut, aku pun segera menuju partai pamuncak. Aku dan Novana saling berhadapan dan saling mendekatkan kelamin kami satu sama lain. Sementara itu yang lainnya saling menggesek klitoris teman mainnya yang berganti-ganti. Aku mencabut penisku dari vagina Nadia dan tanpa dikomando kelima wanita itu bergantian menjilati penisku dan.. " Ah" Semburan maniku begitu kencang dan membasahi wajah kelima wanita itu dan mereka saling menjilati wajah satu sama lain... Keesokan harinya aku pun pulang ke Jakarta karena urusanku di Bali sudah selesai. Setelah menikmati malam yang luar biasa itu, kehidupan malam Jakarta kurasa biasa2. Karena itu saat temanku mengajakku untuk berbisnis restoran di Bali, aku tidak berpikir dua kali. Aku ingin menuntaskan Stella..............

No comments:

Post a Comment